
hazard viral di media sosial. Terlebih lagi mobil itu memakai stiker salah satu komunitas mobil.
Dalam video yang diunggah akun Instagram dashcam owners Indonesia, terlihat bahwa mobil tersebut memasang stiker TACI (Toyota Avanza Club Indonesia) di bagian belakang.
“kelakuan berbahaya Member sebuah club mobil , pake sen putih Led bikin silau pengendara lain,, kepada club tsb tolong dibina membernya ya,, krena mengganti lampu sen dengan warna lain itu menyalahi aturan, dan ga perlu menyalakan hazard di setiap saat ketika berkendara,” tulis keterangan video dikutip Minggu (5/4/2025).
View this post on Instagram
Video tersebut memicu banyak pertanyaan dari netizen mengenai fungsi suatu komunitas.
Sebab komunitas dianggap sebagai pihak-pihak yang bisa berperan dan konsern terhadap budaya safety driving. Video tersebut dianggap sebagai berkebalikan dari harapan tersebut.
Pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDCC), Jusri Pulubuhu, mencoba menengahi, dan memberikan pandangan bahwa tidak semua komunitas dapat digeneralisir merupakan agen perubahan.
“Jadi kembali lagi komunitas itu AD/ART-nya apa, beda komunitas beda tujuan. Tak semua komunitas resmi dan punya AD/ART. Ada yang cuma kumpul-kumpul dan ada yang punya AD/ART,” kata Jusri kepada Kompas.com, Minggu (6/4/2025).
Jusri mengatakan, kalau punya AD/ART dilihat lagi apa visi misi komunitas tersebut, dan apakah safety driving atau berkendara berkeselamatan merupakan bagian dari visi komunitas tersebut.
“Kita tidak bisa pukul rata, ada yang punya AD/ART ada tujuan dan visi misi, apakah dalam AD/ART edukasi keselamatan jadi outline atau tidak,” katanya.
“Sebab tidak semua komunitas punya tujuan sama, Mereka ada yang kumpul-kumpul, dan sifatnya gaspol atau bahkan anarkis. Tidak bisa dipukul rata ada tujuan objektif mengampanyekan safety driving,” ujarnya.